Nama : Rahma Safitri
Kelas : 2pa15
Npm : 15515556
Definisi
kecanduan
Kecanduan merupakan suatu kondisi
individu yang tidak bisa mengontrol dirinya setelah melakukan aktifitas
tertentu sehingga menyebabkan ketidaknyamanan
dan stress ketika aktivitas itu ditunda atau dihentikan.
. beberapa hal yang menyebabkan kecanduan menurut (Mark,
Murray, Evans, & Willig, 2004):
- Keinginan yang kuat untuk selalu terlibat dalam perilaku tertentu (terutama ketika kesempatan untuk terlibat dalam perilaku tertentu tidak dapat dilakukan).
- Adanya kegagalan dalam melakukan kontrol terhadap perilaku, individu merasakan ketidaknyamanan dan stress ketika perilaku ditunda atau dihentikan.
- Terjadinya perilaku yang terus-menerus walaupun telah ada fakta yang jelas bahwa perilaku mengarah kepada permasalahan.
Kecanduan internet diartikan Young
(1998) sebagai sebuah sindrom yang ditandai dengan menghabiskan sejumlah
waktu yang sangat banyak dalam menggunakan internet dan tidak mampu mengontrol
penggunaannya saat online.
Young (Essau, 2008) juga menyatakan
bahwa kecanduan internet sama seperti perilaku kecanduan lainnya, yang berisi
tingkah laku yang kompulsif, kurang tertarik terhadap aktivitas-aktivitas yang
lain, dan meliputi symptom-symptom fisik dan mental ketika berusaha untuk
menghentikan tingkah laku tersebut.
Griffiths (1998) mendefinisikan
kecanduan internet sebagai tingkah laku kecanduan yang meliputi interaksi
antara manusia dengan mesin tanpa adanya penggunaan obat-obatan. Orzack (dalam
Mukodim, Ritandiyono & Sita, 2004) menyatakan bahwa kecanduan internet merupakan
suatu kondisi dimana individu merasa bahwa dunia maya di layar komputernya
lebih menarik daripada kehidupan nyata sehari-hari.
Disimpulkan
bahwa kecanduan internet merupakan aktifitas yang membuat individu menghabiskan
banyak waktu didepan layar komputer dan merasa dunia internet lebih menarik
dari pada dunia sehari – hari.
Dimensi Kecanduan Internet
Griffiths (1998) mencantumkan enam dimensi untuk
menentukan apakah individu dapat digolongkan sebagai pecandu internet.
Dimensi-dimensinya adalah sebagai berikut:
1.Salience. Hal ini terjadi ketika penggunaan internet
menjadi aktivitas yang paling penting dalam kehidupan individu, mendominasi
pikiran individu (pre-okupasi atau gangguan kognitif), perasaan (merasa sangat
butuh),dan tingkah laku (kemunduran dalam perilaku sosial). Individu akan
selalu memikirkan internet, meskipun tidak sedang mengakses internet.
2.Mood modification. Hal ini mengarah pada pengalaman
individu sendiri, yang menjadi hasil dari bermain internet, dan dapat dilihat
sebagai strategi coping.
3.Tolerance. Hal ini merupakan proses dimana
terjadinya penigkatan jumlah penggunaan internet untuk mendapatkan efek
perubahan dari mood.
4.Withdrawal symptoms. Hal ini merupakan perasaan
tidak menyenangkan yang terjadi karena penggunaan internet dikurangi atau tidak
dilanjutkan (misalnya, mudah marah, cemas, tubuh bergoyang).
5.Conflict. Hal ini mengarah pada konflik yang terjadi
antara pengguna internet dengan lingkungan sekitarnya (konflik interpersonal),
konflik dalam tugas lainnya (pekerjaan,
tugas, kehidupan sosial, hobi) atau konflik yang terjadi
dalam dirinya sendiri
(konflik intrafisik atau merasa kurangnya kontrol) yang diakibatkan
karena terlalu banyak menghabiskan waktu bermain internet.
6.Relapse. Hal ini merupakan kecenderungan berulangnya
kembali pola penggunaan internet setelah adanya kontrol.
Tingkat Kecanduan Internet
Young (1996) membagi kecanduan internet dalam 3
tingkatan, yaitu:
- Mild. Pada tingkatan ini individu termasuk dalam pengguna online rata-rata. Individu menggunakan internet dalam waktu yang lama, tetapi individu memiliki kontrol dalam penggunaannya.
- Moderate. Pada tingkatan ini individu mulai sering mengalami beberapa permasalahan dari penggunaan internet. Internet merupakan hal yang penting, namun tidak selalu menjadi yang utama dalam kehidupan.
- Severe. Pada tingkatan ini individu mengalami permasalahan yang signifikan dalam kehidupan mereka. Internet merupakan hal yang paling utama sehingga mengabaikan kepentingan-kepentingan yang lain.
Macam-macam
perilaku kecanduan
1. Perilaku kecanduan
seks
Menurut Sharon O'Hara,
direktur klinis di Sexual Recovery Institute, Los Angeles, orang yang banyak
melakukan hubungan intim, bukan berarti seorang pecandu. Ini hanya persoalan
seseorang antusias atau tidak terhadap aktivitas seksual. Namun kalau seseorang
sudah kehilangan kontrol melakukan hubungan intim, sebaiknya memang mencari
bantuan medis.
2. Perilaku kecanduan
mengakses internet
Menurut seorang
psikolog sekaligus penulis buku The Psychology of the Internet, Patricia
Wallace, menyatakan bahwa sebenarnya jumlah mengkhawatirkan menunjukkan
kecanduan tapi tidak disadari sebagao tanda-tanda kecanduan dunia digital.
3. Perilaku kecanduan
kerja
Pecandu kerja adalah
mereka yang yang terobsesi dengan pekerjaan melebihi urusan lain dalam
hidupnya. Menurut seorang peneliti dari Kansas State University, orang yang
bekerja lebih dari 50 jam per minggu lebih mungkin mengalami penurunan
kesejahteraan fisik dan mental.
4. Perilaku kecanduan
bermain video game
Game juga bisa menjadi
candu, sekalipun bukan dalam bentuk kimia. Tak jarang kasus kekerasan berawal
dari pengaruh video game tentang kekerasan pula.
5. Perilaku kecanduan
menggunakan media sosial
Semakin ngetrennya
berbagai macam media sosial selama dekade terakhir, membuat orang tak jarang
memilih berkomunikasi dan menjaga hubungan sosial melalui media sosial. Sebuah
studi di Harvard University baru-baru ini mengungkapkan bahwa berbagi informasi
pribadi secara online mengaktifkan bagian yang sama dari otak yang melepaskan
kesenangan ketika seseorang makan makanan lezat atau berhubungan seks.
6. Perilaku kecanduan
makan
Menurut sebuah studi
dalam Archives of General Psychiatry, makanan yang sangat enak yang kaya lemak,
gula, dan garam merangsang bagian otak yang efeknya sama seperti kokain dan
heroin.
7. Perilaku kecanduan
belanja
Pembeli kompulsif terus
berbelanja. Menurut sebuah studi tahun 2012 dalam Journal of Psychoactive
Drugs, sektiar enam persen dari populasi umum adalah pembeli kompulsif.
8. Perilaku kecanduan
olahraga pemacu adrenalin
Bunge jumping,
skydiving, dan olahraga ekstrem lainnya bisa memacu adrenalin mengalir deras.
Ternyata ada orang yang kecanduan aktivitas seperti ini. Memang, olahraga
ekstrem pada beberapa orang bisa mengurangi stres, tapi di sisi lain juga
meningkatkan tekanan darah dan kadar kolesterol.
Fenomena yang
terjadi saat ini
Tingginya
durasi pengguna internet dalam mengakses internet saat ini dinikmati oleh
operator selular dan produsen smartphone. Operator selular berlomba-lomba
menawarkan berbagai paket data dan internet sesuai dengan kebutuhan pengguna
internet, kalau dulu penawaran operator selular sebatas paket time-based atau volume
based, sekarang mereka sudah menawarkan paket yang berkaitan dengan
aktivitas dan perilaku yang dilakukan pengguna internet, misal paket social
media, paket browsing, paket messaging, dll. Tidak mau kalah produsen
smartphone berlomba-lomba menawarkan produk dengan fitur terbarunya, hampir
setiap bulan ada saja produsen smartphone yang mengeluarkan produk baru, baik
smartphone mahal sampai smartphone yang berharga ratusan ribu saja.
Faktor penyebab
yang kerap kali menjadikan seseorang sebagai 'internet addict'.
1.Masalah pribadi
Masalah-masalah yang muncul tiada henti sering membuat
mereka membutuhkan sesuatu untuk 'menyandarkan' diri, dan internet adalah salah
satunya. Kecanduan internet yang disebabkan oleh masalah pribadi seperti ini
biasanya mirip dengan kecanduan rokok, alkohol, dan narkoba.
Misalnya, seorang istri yang tidak mendapatkan
perhatian dari suaminya berpotensi untuk mencari perhatian lain dari orang
asing di internet. Jika dibiarkan hal ini dapat membuat wanita tersebut
kecanduan internet. Bahkan, bisa saja setiap kali ada masalah dengan suami, dia
akan menjadikan internet sebagai tempat 'curahan hati'.
2.Respon biokimia otak
Hormon ini keluar saat seseorang bahagia, seperti saat
mengakses internet. Keluarnya hormon endorphin sendiri berbeda pada tiap orang,
tergantung dari kebiasaan mereka. Oleh sebab itu, jika seseorang mulai terbiasa
dengan kebahagiaan di internet secara berlebihan, terdapat kemungkinan bila dia
kelak menderita IAD.
Karena endorphin sendiri adalah anti nyeri alami,
tidak jarang seseorang dapat terus menerus online dengan posisi yang sama tanpa
merasa lelah atau nyeri. Padahal, jika melakukan kegiatan lain dengan posisi
yang sama, misalnya mengerjakan tugas, akan lebih mudah bagi mereka untuk
merasa lelah atau pegal.
3.Rasa malu berlebih
Rasa malu dapat diartikan sebagai perasaan tidak
nyaman saat melakukan sebuah interaksi dengan orang lain atau ketika masuk
kesegala hubungan sosial dengan masyarakat. Rasa malu yang berlebih kerap
membuat seseorang menjauh dari apa yang mereka cita-citakan, meningkatkan
kecemasan, hingga pikiran negatif.
Seseorang yang memiliki rasa malu tinggi saat
melakukan interaksi di dunia nyata seringkali lebih nyaman saat berkomunikasi
di dunia maya. Internet juga menawarkan sesuatu yang sulit didapat di dunia
nyata, yakni 'profil' anonim. Dengan menjadi anonim, seseorang dapat bebas
berekspresi tanpa perlu takut identitasnya diketahui.
Saat online secara anonim, rasa malu bisa hilang dan
dapat berinteraksi tanpa rasa takut atau bahkan penyesalan. Hal ini lah menjadi
awal mula ketergantungan internet. Internet dapat dianggap menjadi satu-satunya
tempat mereka bisa bebas dan menjadi diri sendiri.
4.Internet sebagai sarana melarikan
diri
Saat pengguna internet sudah terlanjur memiliki ikatan
yang kuat terhadap akun-akun serta pengguna lain, maka mereka sangat berpotensi
untuk mengalami kecanduan internet. Lama-kelamaan mereka berpikir bila
teman-teman online mereka dapat membantu mereka kabur dari segala masalah
hingga memuaskan kebutuhan interaksi yang tidak mereka dapat di dunia nyata.
Bahkan, ada beberapa netizen yang sengaja membuat akun palsu lain untuk diajak
interaksi.Perilaku yang negatif tersebut justru dapat meningkatkan gejala
depresi dan perasaan tidak diterima dalam masyarakat.
5.Berbagai kemudahan instan
Bukan internet namanya bila tidak menawarkan segala
kemudahan. Mulai dari game online hingga belanja online bisa dilakukan via
internet. Misalnya, hanya dengan mengakses situs belanja online serta tambahan
kemudahan online banking dapat membuat seseorang menjadi pecandu internet.
SUMBER
https://www.merdeka.com/teknologi/bahaya-dunia-maya-ini-5-penyebab-orang-kecanduan-internet/masalah-pribadi.html
http://alvara-strategic.com/internet-adalah-candu-fenomena-pengguna-internet-indonesia/