Kamis, 20 Oktober 2016

PTI DALAM LINGKUP INTRAPERSONAL 2



Nama               : Rahma Safitri
Kelas               : 2pa15
Npm                : 15515556


Definisi kecanduan
Kecanduan merupakan suatu kondisi individu yang tidak bisa mengontrol dirinya setelah melakukan aktifitas tertentu sehingga  menyebabkan ketidaknyamanan dan stress ketika aktivitas itu ditunda atau dihentikan.
. beberapa hal yang menyebabkan kecanduan menurut (Mark, Murray, Evans, & Willig, 2004):
  1. Keinginan yang kuat untuk selalu terlibat dalam perilaku tertentu (terutama ketika kesempatan untuk terlibat dalam perilaku tertentu tidak dapat dilakukan). 
  2. Adanya kegagalan dalam melakukan kontrol terhadap perilaku, individu merasakan ketidaknyamanan dan stress ketika perilaku ditunda atau dihentikan. 
  3. Terjadinya perilaku yang terus-menerus walaupun telah ada fakta yang jelas bahwa perilaku mengarah kepada permasalahan. 
Kecanduan internet diartikan Young (1998) sebagai sebuah sindrom yang  ditandai dengan menghabiskan sejumlah waktu yang sangat banyak dalam menggunakan internet dan tidak mampu mengontrol penggunaannya saat online.
Young (Essau, 2008) juga menyatakan bahwa kecanduan internet sama seperti perilaku kecanduan lainnya, yang berisi tingkah laku yang kompulsif, kurang tertarik terhadap aktivitas-aktivitas yang lain, dan meliputi symptom-symptom fisik dan mental ketika berusaha untuk menghentikan tingkah laku tersebut.
Griffiths (1998) mendefinisikan kecanduan internet sebagai tingkah laku kecanduan yang meliputi interaksi antara manusia dengan mesin tanpa adanya penggunaan obat-obatan. Orzack (dalam Mukodim, Ritandiyono & Sita, 2004) menyatakan bahwa kecanduan internet merupakan suatu kondisi dimana individu merasa bahwa dunia maya di layar komputernya lebih menarik daripada kehidupan nyata sehari-hari.
Disimpulkan bahwa kecanduan internet merupakan aktifitas yang membuat individu menghabiskan banyak waktu didepan layar komputer dan merasa dunia internet lebih menarik dari pada dunia sehari – hari.

Dimensi Kecanduan Internet 
       Griffiths (1998) mencantumkan enam dimensi untuk menentukan apakah individu dapat digolongkan sebagai pecandu internet. Dimensi-dimensinya adalah sebagai berikut:

1.Salience. Hal ini terjadi ketika penggunaan internet menjadi aktivitas yang paling penting dalam kehidupan individu, mendominasi pikiran individu (pre-okupasi atau gangguan kognitif), perasaan (merasa sangat butuh),dan tingkah laku (kemunduran dalam perilaku sosial). Individu akan selalu memikirkan internet, meskipun tidak sedang mengakses internet. 

2.Mood modification. Hal ini mengarah pada pengalaman individu sendiri, yang menjadi hasil dari bermain internet, dan dapat dilihat sebagai strategi coping. 

3.Tolerance. Hal ini merupakan proses dimana terjadinya penigkatan jumlah penggunaan internet untuk mendapatkan efek perubahan dari mood. 

4.Withdrawal symptoms. Hal ini merupakan perasaan tidak menyenangkan yang terjadi karena penggunaan internet dikurangi atau tidak dilanjutkan (misalnya, mudah marah, cemas, tubuh bergoyang). 

5.Conflict. Hal ini mengarah pada konflik yang terjadi antara pengguna internet dengan lingkungan sekitarnya (konflik interpersonal), konflik  dalam tugas lainnya (pekerjaan, tugas, kehidupan sosial, hobi) atau konflik yang  terjadi  dalam  dirinya  sendiri  (konflik  intrafisik atau  merasa kurangnya kontrol) yang diakibatkan karena terlalu banyak menghabiskan waktu bermain internet.

6.Relapse. Hal ini merupakan kecenderungan berulangnya kembali pola penggunaan internet setelah adanya kontrol. 

Tingkat Kecanduan Internet 
         Young (1996) membagi kecanduan internet dalam 3 tingkatan, yaitu: 
  1. Mild. Pada tingkatan ini individu termasuk dalam pengguna online rata-rata. Individu menggunakan internet dalam waktu yang lama, tetapi individu memiliki kontrol dalam penggunaannya. 
  2. Moderate. Pada tingkatan ini individu mulai sering mengalami beberapa permasalahan dari penggunaan internet. Internet merupakan hal yang penting, namun tidak selalu menjadi yang utama dalam kehidupan. 
  3. Severe. Pada tingkatan ini individu mengalami permasalahan yang signifikan dalam kehidupan mereka. Internet merupakan hal yang paling utama sehingga mengabaikan kepentingan-kepentingan yang lain. 


Macam-macam perilaku kecanduan

1. Perilaku kecanduan seks
Menurut Sharon O'Hara, direktur klinis di Sexual Recovery Institute, Los Angeles, orang yang banyak melakukan hubungan intim, bukan berarti seorang pecandu. Ini hanya persoalan seseorang antusias atau tidak terhadap aktivitas seksual. Namun kalau seseorang sudah kehilangan kontrol melakukan hubungan intim, sebaiknya memang mencari bantuan medis.

2. Perilaku kecanduan mengakses internet
Menurut seorang psikolog sekaligus penulis buku The Psychology of the Internet, Patricia Wallace, menyatakan bahwa sebenarnya jumlah mengkhawatirkan menunjukkan kecanduan tapi tidak disadari sebagao tanda-tanda kecanduan dunia digital.

3. Perilaku kecanduan kerja
Pecandu kerja adalah mereka yang yang terobsesi dengan pekerjaan melebihi urusan lain dalam hidupnya. Menurut seorang peneliti dari Kansas State University, orang yang bekerja lebih dari 50 jam per minggu lebih mungkin mengalami penurunan kesejahteraan fisik dan mental.

4. Perilaku kecanduan bermain video game
Game juga bisa menjadi candu, sekalipun bukan dalam bentuk kimia. Tak jarang kasus kekerasan berawal dari pengaruh video game tentang kekerasan pula.

5. Perilaku kecanduan menggunakan media sosial
Semakin ngetrennya berbagai macam media sosial selama dekade terakhir, membuat orang tak jarang memilih berkomunikasi dan menjaga hubungan sosial melalui media sosial. Sebuah studi di Harvard University baru-baru ini mengungkapkan bahwa berbagi informasi pribadi secara online mengaktifkan bagian yang sama dari otak yang melepaskan kesenangan ketika seseorang makan makanan lezat atau berhubungan seks.

6. Perilaku kecanduan makan
Menurut sebuah studi dalam Archives of General Psychiatry, makanan yang sangat enak yang kaya lemak, gula, dan garam merangsang bagian otak yang efeknya sama seperti kokain dan heroin.

7. Perilaku kecanduan belanja
Pembeli kompulsif terus berbelanja. Menurut sebuah studi tahun 2012 dalam Journal of Psychoactive Drugs, sektiar enam persen dari populasi umum adalah pembeli kompulsif.

8. Perilaku kecanduan olahraga pemacu adrenalin
Bunge jumping, skydiving, dan olahraga ekstrem lainnya bisa memacu adrenalin mengalir deras. Ternyata ada orang yang kecanduan aktivitas seperti ini. Memang, olahraga ekstrem pada beberapa orang bisa mengurangi stres, tapi di sisi lain juga meningkatkan tekanan darah dan kadar kolesterol.



Fenomena yang terjadi saat ini

Tingginya durasi pengguna internet dalam mengakses internet saat ini dinikmati oleh operator selular dan produsen smartphone. Operator selular berlomba-lomba menawarkan berbagai paket data dan internet sesuai dengan kebutuhan pengguna internet, kalau dulu penawaran operator selular sebatas paket time-based atau volume based, sekarang mereka sudah menawarkan paket yang berkaitan dengan aktivitas dan perilaku yang dilakukan pengguna internet, misal paket social media, paket browsing, paket messaging, dll. Tidak mau kalah produsen smartphone berlomba-lomba menawarkan produk dengan fitur terbarunya, hampir setiap bulan ada saja produsen smartphone yang mengeluarkan produk baru, baik smartphone mahal sampai smartphone yang berharga ratusan ribu saja.



Faktor penyebab yang kerap kali menjadikan seseorang sebagai 'internet addict'.

1.Masalah pribadi
             Masalah-masalah yang muncul tiada henti sering membuat mereka membutuhkan sesuatu untuk 'menyandarkan' diri, dan internet adalah salah satunya. Kecanduan internet yang disebabkan oleh masalah pribadi seperti ini biasanya mirip dengan kecanduan rokok, alkohol, dan narkoba.
Misalnya, seorang istri yang tidak mendapatkan perhatian dari suaminya berpotensi untuk mencari perhatian lain dari orang asing di internet. Jika dibiarkan hal ini dapat membuat wanita tersebut kecanduan internet. Bahkan, bisa saja setiap kali ada masalah dengan suami, dia akan menjadikan internet sebagai tempat 'curahan hati'.

2.Respon biokimia otak
            Hormon ini keluar saat seseorang bahagia, seperti saat mengakses internet. Keluarnya hormon endorphin sendiri berbeda pada tiap orang, tergantung dari kebiasaan mereka. Oleh sebab itu, jika seseorang mulai terbiasa dengan kebahagiaan di internet secara berlebihan, terdapat kemungkinan bila dia kelak menderita IAD.
            Karena endorphin sendiri adalah anti nyeri alami, tidak jarang seseorang dapat terus menerus online dengan posisi yang sama tanpa merasa lelah atau nyeri. Padahal, jika melakukan kegiatan lain dengan posisi yang sama, misalnya mengerjakan tugas, akan lebih mudah bagi mereka untuk merasa lelah atau pegal.

3.Rasa malu berlebih
            Rasa malu dapat diartikan sebagai perasaan tidak nyaman saat melakukan sebuah interaksi dengan orang lain atau ketika masuk kesegala hubungan sosial dengan masyarakat. Rasa malu yang berlebih kerap membuat seseorang menjauh dari apa yang mereka cita-citakan, meningkatkan kecemasan, hingga pikiran negatif.
            Seseorang yang memiliki rasa malu tinggi saat melakukan interaksi di dunia nyata seringkali lebih nyaman saat berkomunikasi di dunia maya. Internet juga menawarkan sesuatu yang sulit didapat di dunia nyata, yakni 'profil' anonim. Dengan menjadi anonim, seseorang dapat bebas berekspresi tanpa perlu takut identitasnya diketahui.
Saat online secara anonim, rasa malu bisa hilang dan dapat berinteraksi tanpa rasa takut atau bahkan penyesalan. Hal ini lah menjadi awal mula ketergantungan internet. Internet dapat dianggap menjadi satu-satunya tempat mereka bisa bebas dan menjadi diri sendiri.

4.Internet sebagai sarana melarikan diri
          Saat pengguna internet sudah terlanjur memiliki ikatan yang kuat terhadap akun-akun serta pengguna lain, maka mereka sangat berpotensi untuk mengalami kecanduan internet. Lama-kelamaan mereka berpikir bila teman-teman online mereka dapat membantu mereka kabur dari segala masalah hingga memuaskan kebutuhan interaksi yang tidak mereka dapat di dunia nyata. Bahkan, ada beberapa netizen yang sengaja membuat akun palsu lain untuk diajak interaksi.Perilaku yang negatif tersebut justru dapat meningkatkan gejala depresi dan perasaan tidak diterima dalam masyarakat.

5.Berbagai kemudahan instan
         Bukan internet namanya bila tidak menawarkan segala kemudahan. Mulai dari game online hingga belanja online bisa dilakukan via internet. Misalnya, hanya dengan mengakses situs belanja online serta tambahan kemudahan online banking dapat membuat seseorang menjadi pecandu internet.


SUMBER
https://www.merdeka.com/teknologi/bahaya-dunia-maya-ini-5-penyebab-orang-kecanduan-internet/masalah-pribadi.html
http://alvara-strategic.com/internet-adalah-candu-fenomena-pengguna-internet-indonesia/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar