Nama : Rahma Safitri
Kelas : 1pa13
Npm : 15515556
TUGAS MATEMATIKA DAN IAD
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Pengertian Ilmu Alamiah Dasar
dan Ruang Lingkup Ilmu Alamiah Dasar
Istilah llmu Budaya Dasar
dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanitiesm yang
berasal dari istilah bahasa Inggris "The Humanities". Adapun istilah
Humanities itu sendiri berasal dan bahasa latin humanus yang bisa diartikan
manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the htimanities diandaikan
seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus.
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan
nilai-nilai yaitu nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia
berbudaya. Agar dapat peka dan tanggap terhadap masalah-masalah alam yang ada
di sekitarnya serta dapat bertanggungjawab terhadap berbagai masalah alam di
dalam masyarakat sebagai agen perubahan.
Ruang lingkup dari IBD adalah:
1) Berbagai aspek kehidupan yang
seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat
didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya, baik dari segi keahlian
(disiplin) masing-masing maupun antar bidang disiplin.
2) Hakekat manusia yang universal
(satu) tetapi beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman
dan tempat dalam melihat dan menanggapi lingkungan alam, sosial, dan budaya
dengan adanya kesamaan dan perbedaan yang diekspresikan dalam bentuk dan corak
ungkapan pikiran, perasaan, dan tingkah laku serta hasil kelakuannya.
3) Konsep-konsep dasar tentang
Ilmu Pengetahuan Alam. Konsep-konsep dasar tentang IPA meliputi:
a.
Fisika
Suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari
benda tak hidup atau mati dari aspek wujud dengan perubahan–perubahan yang
bersifat sementara. Fisika secara klasik dibagi dalam mekanika, panas, bumi,
cahaya, gelombang, listrik, magnet dan teknik mekanika, teknik sipil, teknik
listrik, dan termasuk dalam lingkup besar ilmu bumi dan antariksa.
b.
Kimia
Suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari
makhluk hidup dan tidak hidup dari aspek susunan materi dan perubahan–perubahan
yang bersifat tetap.
c.
Biologi
Ilmu pengetahuan yang mempelajari makhluk
hidup dan gejala–gejalanya
1.2. Perkembangan Alam Pikiran Manusia dan bagaimana
manusia selalu berusaha memuaskan keingin tahuannya
Umumnya diakatakan bahwa manusia
berbeda dengan binatang karena akal budinya yang dimilikinya. Akal bersumber
pada otak dan budi bersumberpada jiwa. Dengan akal budi yang dimilikinya pada
manusia timbul rasa ingin tahu yang selalu berkembang dan tidak pernah dapat
dipuaskan. Rasa ingin tahu mendorong manusia untuk melakukan berbagai kegiatan
yang bertujuan untuk mencari jawaban atas berbagai persoalan yang muncul di
dalam pikirannya :
apa sesungguhnya,bagaimana
sesuatu terjadi , dan mengapa demikian. tentang benda dan peristiwa yang
mendorong manusia untuk memahami dan menjelaskan gejala-gejala alam, baik alam
besar (makrokosomos)maupun alam kecil (mikrokosmos), serta berusaha memecahkan
masalah yang dihadapi, sehingga akhirnya manusia dapat menyimpulkan pengetahuan.
Rasa ingin tahu yang terus
menerus berkembang dan seolah-olah tanpa batas itu menimbulkan pemberdaharaan
pengetahuan pada manusia. Dengan meningkatkan kemampuan mengingat dan berpikir,
manusia dapat mendayagunakan pengetahuan terdahulu dan kemudian menggabungkan
dengan pengetahuan yang baru sehingga menghasilkan pengetahuan yang lebih baru
lagi.
1.3. Mitos, Penalaran &
Cara memperoleh Pengetahuan
Mitos adalah sebuah suatu
informasi yang sebenarnya salah tetapi dianggap benar karena telah beredar dari
generasi ke generasi. Begitu luasnya suatu mitos beredar di masyarakat sehingga
masyarat tidak menyadari bahwa informasi yang diterimanya itu tidak benar.
Karena begitu kuatnya keyakinan masyarakat terhadap suatu mitos tentang sesuatu
hal, sehingga mempengaruhi perilaku masyarakat.
Contoh :
1. Cerita terjadinya mado-mado atau marga di Nias
(Sumatra Utara)
2. Cerita barong di Bali.
3. Cerita pemindahan Gunung Suci Mahameru di India
oleh para dewa ke Gunung Semeru yang dianggap suci oleh orang Jawa dan Bali.
4. Cerita Nyai Roro Kidul (Ratu Laut Selatan)
5. Cerita Joko Tarub
6. Cerita Dewi Nawangwulan
7. Dan lain sebagainya
a.
Legenda adalah sebuah cerita
prosa rakyat yang dianggap oleh si empunya cerita sebagai suatu yang benar
benar terjadi, dirangkai secara turun temurun dan dipercayai oleh masyarakat
karena terbukti secara logis dalam pendeskripsian ceritanya, cenderung
mengemukakan kehadiran seorang tokoh yang dikaitkan dengan terjadinya suatu
daerah. oleh karena itu legenda sering kali
dipandang sebagai sejarah koletif(folkstory). Walaupun demikian karena tidak
tertulis maka kisah tersebut telah mengalami distorsi sehingga seringkali jauh
berbeda dengan kisah aslinya.
Jan Harold
Brunvand menggolongkan legenda menjadi empat kelompok, yaitu legenda keagamaan (religious legends) legenda alam gaib (supernatural legends), legenda
perseorangan (personal legends), dan
legenda setempat (local legends).
a. Legenda
Keagamaan
ialah legenda
orang-orang yang dianggap suci atau saleh. Karya semacam itu termasuk folklor
karena versi asalnya masih tetap hidup di kalangan masyarakat sebagai tradisi
lisan. Di Jawa hagiografi menceritakan riwayat hidup para wali penyebar Islam
pada masa yang paling awal. Salah satu contohnya adalah legenda Wali Sembilan
(Wali Songo) mereka adalah Mau- lana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Bonang,
Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan
Gunung Jati.
Selain
sembilan wali tersebut, di Jawa masih banyak wali-wali lain. Legenda tentang
mereka mudah dikenali sebab makam- makamnya diziarahi pada peringatan
kematiannya (haul) yang disebut keramat atau punden. Para juru kunci itu pada
umumnya, dapat menceritakan legenda orang sucinya. D.A. Rinkes dalam bukunya
berjudul De Heiligen van Java (Orang-orang Saleh dari Jawa) menyebutkan
beberapa wali lain di antaranya: Syeh Abdul Muhyi, Syeh Siti Jenar, Sunan
Geseng, Ki Pandan Arang, dan Pangeran Panggung, Syeck Abdul Qodir Jaelani, dan
lain- lain.
b. Legenda
Alam Gaib
Legenda
semacam ini biasanya berbentuk kisah yang dianggap benar-benar terjadi dan
pernah dialami seseorang. Fungsi legenda semacam ini adalah untuk meneguhkan
kebenaran ”takhayul” atau kepercayaan rakyat. Contoh legenda ini yaitu
kepercayan terhadap adanya hantu, gendruwo, sundel bolong serta nyi blorong.
c. Legenda
Perseorangan
Legenda
perseorangan merupakan cerita mengenai tokoh-tokoh tertentu yang dianggap
benar-benar terjadi. Di Indonesia legenda semacam ini banyak sekali. Di Jawa
Timur yang paling terkenal prosa rakyat itu sudah diubah sedemikian rupa
sehingga sesuai dengan rumus cerita tokoh-tokoh rakyat tradisional.
adalah legenda
tokoh Panji. Panji adalah seorang putra raja Kerajaan Kahuripan di Jawa Timur
yang senantiasa kehilangan istrinya. Akibatnya, banyak muncul cerita Panji yang
temanya selalu perihal istrinya yang menjelma menjadi wanita lain. Cerita Panji
yang semula merupakan kesusasteraan lisan (legenda), namun telah banyak dicatat
orang sehingga mempunyai beberapa versi dalam bentuk tulisan. Beberapa cerita
yang tergolong ke dalam cerita panji misalnya “Ande-Ande Lumut” (dongeng
Cinderella ala Jawa), Kethek Ogleng (seorang pangeran disihir menjadi seekor
kera), ”Cerita Sri Tanjung”, ”Jayaprana dan Layongsari”. Suatu jenis legenda
perseorangan mengenai perampok seperti
Robin Hood,
yang merampok penguasa korup atau orang kaya untuk didermakan kepada rakyat
miskin. Legenda semacam ini di Jakarta pada ”tempo doeloe” adalah kisah
petualangan ”Si Pitung”.
d. Legenda
Setempat
Legenda
setempat adalah cerita yang berhubungan dengan suatu tempat, nama tempat dan
bentuk topografi, yaitu bentuk permukaan suatu tempat, berbukit-bukit,
berjurang dan sebagainya. Legenda setempat yang berhubungan dengan nama suatu
tempat misalnya, legenda Kuningan. Kuningan adalah nama suatu kota kecil yang terletak
di lereng Gunung Ceremai, di sebelah selatan kota Cirebon, Jawa Barat. Contoh
lain mengenai legenda setempat yang berhubungan erat dengan nama tempat adalah
legenda “Anak-anak Dalem Solo yang Mengembara Mencari Sumber Bau Harum”.
Legenda ini berasal dari Trunyan, Bali. Legenda ini dapat dimasukkan ke dalam
golongan legenda setempat karena menceritakan asal mula nama beberapa desa di
sekitar Danau Batur, seperti Kedisan, Abang Dukuh, dan Trunyan. Selain itu
contoh-contoh lain legenda setempat ini misalnya ”Asal Mula Nama Banyuwangi”,
serta legenda ”Roro Jongrang”, ”Tangkuban Perahu”, ”Asal Mula nama Tengger dan
Terjadinya Gunung Batok” serta “asal mula nama kota Bogor”.
b.
Cerita Rakyat merupakan cerita
pada masa lampau yang menjadi ciri khas setiap bangsa yang memiliki kultur
budaya yang beraneka ragam dikisahkan untuk menjelaskan akan terjadinya sesuatu
yang ada dimuka bumi ini.
Contoh : Timun mas
Pada zaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri petani. Mereka tinggal
di sebuah desa di dekat hutan. Mereka hidup bahagia. Sayangnya mereka belum
saja dikaruniai seorang anak pun.Setiap hari mereka berdoa pada Yang Maha
Kuasa. Mereka berdoa agar segera diberi seorang anak. Suatu hari seorang
raksasa melewati tempat tinggal mereka. Raksasa itu mendengar doa suami istri
itu. Raksasa itu kemudian memberi mereka biji mentimun. “Tanamlah biji ini.
Nanti kau akan mendapatkan seorang anak perempuan,” kata Raksasa. “Terima
kasih, Raksasa,” kata suami istri itu. “Tapi ada syaratnya. Pada usia 17 tahun
anak itu harus kalian serahkan padaku,” sahut Raksasa. Suami istri itu sangat
merindukan seorang anak. Karena itu tanpa berpikir panjang mereka setuju. Suami
istri petani itu kemudian menanam biji-biji mentimun itu.
Setiap hari mereka merawat
tanaman yang mulai tumbuh itu dengan sebaik mungkin. Berbulan-bulan kemudian
tumbuhlah sebuah mentimun berwarna keemasan. Buah mentimun itu semakin lama
semakin besar dan berat. Ketika buah itu masak, mereka memetiknya. Dengan
hati-hati mereka memotong buah itu. Betapa terkejutnya mereka, di dalam buah
itu mereka menemukan bayi perempuan yang sangat cantik. Suami istri itu sangat
bahagia. Mereka memberi nama bayi itu Timun Mas. Tahun demi tahun berlalu.
Timun Mas tumbuh menjadi gadis yang cantik. Kedua orang tuanya sangat bangga padanya.
Tapi mereka menjadi sangat takut.
Karena pada ulang tahun Timun
Mas yang ke-17, sang raksasa datang kembali. Raksasa itu menangih janji untuk
mengambil Timun Mas.Petani itu mencoba tenang. “Tunggulah sebentar. Timun Mas
sedang bermain. Istriku akan memanggilnya,” katanya. Petani itu segera menemui
anaknya. “Anakkku, ambillah ini,” katanya sambil menyerahkan sebuah kantung
kain. “Ini akan menolongmu melawan Raksasa. Sekarang larilah secepat mungkin,”
katanya. Maka Timun Mas pun segera melarikan diri. Suami istri itu sedih atas
kepergian Timun Mas. Tapi mereka tidak rela kalau anaknya menjadi santapan
Raksasa. Raksasa menunggu cukup lama. Ia menjadi tak sabar. Ia tahu, telah
dibohongi suami istri itu. Lalu ia pun menghancurkan pondok petani itu. Lalu ia
mengejar Timun Mas ke hutan.
Raksasa segera berlari mengejar Timun Mas. Raksasa semakin dekat. Timun
Mas segera mengambil segenggam garam dari kantung kainnya. Lalu garam itu
ditaburkan ke arah Raksasa. Tiba-tiba sebuah laut yang luas pun terhampar.
Raksasa terpaksa berenang dengan susah payah. Timun Mas berlari lagi. Tapi
kemudian Raksasa hampir berhasil menyusulnya. Timun Mas kembali mengambil benda
ajaib dari kantungnya. Ia mengambil segenggam cabai. Cabai itu dilemparnya ke
arah raksasa. Seketika pohon dengan ranting dan duri yang tajam memerangkap
Raksasa. Raksasa berteriak kesakitan. Sementara Timun Mas berlari menyelamatkan
diri.
Tapi Raksasa sungguh kuat. Ia lagi-lagi hampir menangkap Timun Mas.
Maka Timun Mas pun mengeluarkan benda ajaib ketiga. Ia menebarkan biji-biji
mentimun ajaib. Seketika tumbuhlah kebun mentimun yang sangat luas. Raksasa
sangat letih dan kelaparan. Ia pun makan mentimun-mentimun yang segar itu
dengan lahap. Karena terlalu banyak makan, Raksasa tertidur.Timun Mas kembali
melarikan diri. Ia berlari sekuat tenaga. Tapi lama kelamaan tenaganya habis.
Lebih celaka lagi karena Raksasa terbangun dari tidurnya. Raksasa lagi-lagi
hampir menangkapnya. Timun Mas sangat ketakutan. Ia pun melemparkan senjatanya
yang terakhir, segenggam terasi udang. Lagi-lagi terjadi keajaiban. Sebuah
danau lumpur yang luas terhampar. Raksasa terjerembab ke dalamnya. Tangannya
hampir menggapai Timun Mas. Tapi danau lumpur itu menariknya ke dasar. Raksasa
panik. Ia tak bisa bernapas, lalu tenggelam. Timun Mas lega. Ia telah selamat.
Timun Mas pun kembali ke rumah orang tuanya. Ayah dan Ibu Timun Mas senang
sekali melihat Timun Mas selamat. Mereka menyambutnya. “Terima Kasih, Tuhan.
Kau telah menyelamatkan anakku,” kata mereka gembira. Sejak saat itu Timun Mas
dapat hidup tenang bersama orang tuanya. Mereka dapat hidup bahagia tanpa
ketakutan lagi.
bagaimana cara manusia memperoleh pengetahuan???
Menurut Charles Price ada 4 macam cara untuk memperoleh
pengetahuan yaitu:
i.
Percaya : Seseorang akan
mendapat pengatahuan karena ia percaya pada hal tersebut adalah benar.
ii.
Wibawa : Sesuatu akan dianggap
benar,apa bila seseorang yg berwibawa menyatakan benar
iii.
Apriori : Merupakan suatu
keyakinan/pendirian/anggapan sebelum mengetahuai
(melihat,mendengar,menyelidiki) keadaan tertentu.
iv.
Metode Ilmiah : Seseuatu dianggap
ilmiah apa bila memiliki patokan yg merupakan rambu2 untuk menentukan benar
atau salah. Ilmu pengetahuan dianggap Alamiah apabila memenuhi 4 syarat yaitu:
(1) Objektif (Pengetahuan itu
sesuai dengan Objek)
(2) Metodik (Pengetahuan itu
diperoleh dengan cara2 tertentu dan terkontrol)
(3) Sistematis (Pengetahuan
ilmiah itu tersusun dalam suatu system, tidak berdiri sendiri satu sama lain
saling berkaitan ,saling menjelaskan,sehingga keseluruhan menjadi kesatuan yg
utuh.)
(4) Berlaku Umum/ Universal
(Pengetahuan tidak hanya diamati hanya oleh seseorang atau oleh beberapa orang
saja ,tapi semua org dengan eksperimentasi yg sama akan menghasilkan sesuatu yg
sama atau konsisten.)
Ada 2 pokok untuk memperoleh pengetahuan yaitu:
A. Rasionalisme
Rasionalisme adalah sebuah pandangan yang berpegangan bahwa
akal merupakan sumber bagi pengetahuan dan pembenaran. Sementara itu, secara
terminologis aliran ini dipandang sebagai aliran yang berpegang pada prinsip
bahwa akal harus diberi peranan utama dalam penjelasan. Ia menekankan akal budi
(rasio) sebagai sumber utama pengetahuan, mendahului atau unggul atas, dan
bebas (terlepas) dari pengamatan inderawi.
B. Empiris
Yaitu pengetahuan yg disusun berdasarkan pada pengalaman,
paham yg dikembangkan disebut Empiris. Bagi kaum rasionalis berpendapat
pengetahuan manusia diperoleh melalui penalaran rasional yg abstrak,namun
diperoleh melalui pengalaman yg kongkrit.
Beberapa alasan mengapa manusia mudah menerima mitos
Begitu besarnya pengaruh mitos, legenda dan cerita rakyat,
bahkan hingga sampai saat ini banyak dari kita yang masih mempercayai salah
satu atau beberapa hal tersebut.
Beberapa faktor yang menyebabkan mitos dan beberapa hal berikutnya dapat timbul ialah :
Beberapa faktor yang menyebabkan mitos dan beberapa hal berikutnya dapat timbul ialah :
1. Keterbatasan
pengetahuan manusia, pada umunya manusia memperoleh informasi dari cerita orang
yang mengetahui akan suatu hal. Kemudian hal ini bepindah telinga kepada
manusia yang lain. Yang menjadi masalah adalah kebenaran tentang informasi atau
pengetahuan yang muncul dan telah menyebar tersebut.
2. Keterbatasan
manusia dalam menalarkan sesuatu, ini dikarenakan kemampuan berpikir manusia
pada saat itu masih latih. Sehingga pemikiran yang dihasilkan dapat benar dan
dapat pula salah.
3. Keingintahuan
manusia yang telah terpenuhi untuk sementara, mengandung pengertian bahwa
ketika manusia telah mampu menalarkan sedikit hal yang ada dalam pikirannya
maka disitulah letak kepuasan manusia yang diterimanya secara intuisi.
4. Keterbatasan
alat indera manusia, selain beberapa hal diatas keterbatasan manusia terhadap
bagaimana Ia menggunakan alat inderanya masih terbatas sehingga jangkauan yang
sangat detail dalam suatu penciptaan hal yang baru masih bisa diragukan.
Pada zaman
dahulu kemampuan manusia masih terbatas baik peralatan maupun pemikiran.
Keterbatasan itu menyebabkan pengamatan menjadi kurang seksama, dan cara pemikiran yang sederhana
menyebabkan hasil pemecahan masalah memberikan kesimpulan yang kurang tepat.
Dengan demikian, pengetahuan yang terkumpul belum memberikan kepuasan terhadap rasa
ingin tahu manusia dan masih jauh dari kebenaran. Berbagai pengetahuan baru
yang bermunculan dan merupakan gabungan dari pengalaman dan kepercayaan. Rasa
ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan atas dasar pengamatan maupun
pengalamannya saja untuk memuaskan alam pikirannya. Menurut Auguste Comte
(1798-1857 M), dalam sajarah perkembangan jiwa manusia baik sabagai individu
maupun sebagai keseluruhan yang berlangsung tiga tahap, yaitu:
1. Tahap teologi atau fiktif.
2. Tahap filsafat atau metafisik.
3. Tahap positif atau ilmiah ril.
Dalam
manusia curiosity (rasa ingin tahu) yang merupakan pikiran manusia berkembang
dari waktu kewaktu. Rasa ingin tahunya atau pengetahuannya selalu bertambah
sehingga terjadi timbunan pengetahuan. Rasa ingin tahu manusia berasal dari
ingin mengenal dirinya sendiri, yang akhirnya disadari bahwa dirinya terdiri
atas dua unsur yaitu rohani dan jasmani. Perkembangan selanjutnya adalah
keingintahuan manusia pada alam sekitanya. Dengan kemampuan bahasa, manusia
berkomunikasi dan bertukar pengalaman tentang segala hal yang ada di alam serta
kegunaan bagi manusia.
Untuk menjawab keingintahuan
tentang alam, manusia menciptakan mitos. Mitos merupakan cerita yang
dibuat-buat atau dongeng yang pada umumnya menyangkut tokoh kuno. Dalam mitos
sebenarnya manusia berusaha dengan sungguh-sungguh dan dengan imajinasi
menerangkan gejala alam yang ada, namun belum tepat karena kurangnya
pengetahuan, sehingga orang mengaitkannya dengan seorang tokoh atau dewa.
Kegiatan untuk memperoleh dan
menemukan pengetahuan yang benar disebut berpikir, sedangkan proses berpikir
dalam menarik kesimpulan yang benar disebut penalaran. Penalaran adalah proses
berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empiris) yang menghasilkan
sejumlah konsep dan pengertian.
Menurut Notoatmodjo (2005) cara
memperoleh pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu cara tradisional
dan cara modern. Cara tradisional ini dipakai untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan sebelum diketemukannya metode ilmiah atau metode penemuan
sistematik dan logis, sedangkan cara modern dalam memperoleh pengetahuan lebih
ilmiah, sistematik dan logis.
Penalaran Deduktif (rasionalisme)
penalaran deduktif ini pertama-tama harus mulai dengan pernyataan yang
sudah pasti kebenarannya. Aksioma dasar ini yang dipakai untuk membangun sistem
pemikirannya, diturunkan atau berasal dari idea yang menurut anggapannya jelas,
tegas, dan pasti dalam pikiran manusia. Dengan penalaran deduktif ini dapat
diperoleh bermacam-macam pengetahuan mengenai sesuatu obyek tertentu tanpa ada
kesepakatan yang dapat diterima oleh semua pihak. Di samping itu juga terdapat
kesulitan untuk menerapkan konsep rasional kepada kehidupan praktis.
Penalaran Induktif (empirisme)
Pengetahuan yang diperoleh berdasarkan
penalaran deduktif ternyata mempunyai kelemahan, maka muncullah pandangan lain
yang berdasarkan pengalaman konkret. Mereka yang mengembangkan pengetahuan
berdasarkan pengalaman konkret disebut penganut empirisme. Paham empirisme menganggap
bahwa pengetahuan yang benar ialah
pengetahuan yang diperoleh langsung dari pengalaman konkret.
Penganut empirisme menyusun pengetahuan
dengan menggunakan penalaran induktif. Penalaran induktif adalah cara berpikir
dengan menarik kesimpulan umum dari pengamatan, atas gejala-gejala yang
bersifat khusus. Misalnya, pada pengamatan atas logam besi, tembaga, aluminium,
dan sebagainya, jika dipanasi ternyata menunjukkan bertambah panjang.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan
bahwa pengetahuan yang diperoleh hanya dengan penalaran deduktif tidak dapat
diandalkan karena bersifat abstrak dan lepas dari pengalaman. Demikian pula
dengan pengetahuan yang diperoleh hanya dari penalaran induktif juga tidak
dapat diandalkan karena kelemahan pancaindera. Karena itu himpunan pengetahuan
yang diperoleh belum dapat disebut ilmu pengetahuan.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar