Nama : Rahma Safitri
Kelas : 1pa13
Npm : 15515556
TUGAS
MATEMATIKA DAN IAD
Bab 7 Evolusi
3.4.Evolusi
Teori evolusi
yang terjadi pada makhluk hidup
Evolusi
berasal dari kata evolve yang artinya perubahan. Dengan demikian, evolusi dapat
diartikan sebagai perubahan atau perkembangan struktur makhluk hidup menjadi
lebih adaptif dalam waktu yang lama. Evolusi ini terjadi secara perlahan dan
terjadi pada populasi makhluk hidup.
Perkembangan teori evolusi
terjadi pada abab ke–19, ketika banyak ditemukan berbagai fosil makhluk hidup
yang telah punah. Sebelumnya, pada awal abab ke 18, banyak ilmuwan yang percaya
bahwa spesies tidak mengalami perubahan sehingga penemuan-penemuan fosil
makhluk hidup yang telah punah tidak dapat dijelaskan oleh teori-teori pada
saat itu. Pada akhir abab ke–18, ilmuwan mengembangkan teori yang menjelaskan
perubahan makhluk hidup dari waktu ke waktu.
Teori Evolusi Lamarck
Berdasarkan
bukti-bukti fosil yang ada, ean Baptiste de Lamarck mengemukakan teori evolusi
pada 1809, tahun saat Darwin dilahirkan. Lamarck mengungkapkan bahwa makhluk
hidup berevolusi sebagai respon terhadap perubahan lingkungannya. Berevolusi,
maksudnya makhluk hidup berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Oleh karena
itu, Lamarck merupakan orang pertama yang menyatakan bahwa makhluk hidup
melakukan evolusi.
Teori evolusi Lamarck menjelaskan
dua fakta penting, yaitu sebagai berikut.
- Pertama, mengenai penemuan fosil yang memperlihatkan bahwa makhluk hidup di masa lampau berbeda dengan yang hidup saat ini.
- Kedua, teorinya menjelaskan mengapa setiap makhluk hidup memiliki adaptasi yang baik terhadap lingkungannya.
Lamarck
memperlihatkan bahwa setiap makhluk hidup memiliki adaptasi yang sesuai dengan
cara hidupnya. Gajah memiliki belalai yang panjang untuk mengumpulkan makanan;
singa memiliki cakar yang kuat dan taring untuk menangkap mangsa; dan rusa
memiliki kaki panjang yang lincah untuk menghindari predator. Lamarck juga
mengajukan suatu penjelasan mengenai mekanisme evolusi. Menurut Lamarck,
makhluk hidup mengembangkan ciri khusus melalui organ yang digunakan dan tidak
digunakan (use and disuse). Oleh karena itulah, mekanisme evolusi Lamarck
disebut juga teori use and disuse. Lamarck mencontohkan bahwa rusa yang sering
berlari cepat menghindari serigala akan mengembangkan otot lari yang kuat.
Sifat yang dibentuk oleh makhluk hidup selama hidupnya disebut ciri atau sifat
yang didapatkan. Lamarck percaya bahwa ciri atau sifat yang didapat tersebut
dapat diwariskan.
Teori Evolusi Darwin
Sekitar 50 tahun setelah Lamarck
mengajukan teori evolusinya, Charles Darwin, seorang naturalis asal Inggris,
mengajukan teorinya yang mengubah pemikiran banyak ahli biologi. Materi
Selengkapnya Tentang Teori Evolusi Darwin ...
Perbandingan Teori Darwin dan
Lamarck
Teori Darwin dan teori Lamarck
keduanya menyatakan bahwa evolusi spesies terjadi berangsur-angsur dari satu
generasi ke generasi selanjutnya. Akan tetapi, penyebab dan mekanisme
terjadinya perbedaan tersebut dijelaskan secara berbeda oleh kedua teori
tersebut. Materi Selengkapnya Tentang Perbandingan Teori Evolusi Darwin
dan Lamarck
Perubahan pada
makhluk hidup yang disebabkan
oleh adanya adaptasi, seleksi
alam dan contohnya
Adaptasi
adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
hidupnya. Ada beberapa cara penyesuaian diri yang dapat dilakukan, yaitu dengan
cara penyesuaian bentuk organ tubuh, penyesuaian kerja organ tubuh, dan tingkah
laku dalam menanggapi perubahan lingkungan. Dari pengertian adaptasi tersebut,
ada tiga macam bentuk adaptasi, yaitu:
a. adaptasi fisiologi
b. adaptasi tingkah laku,
c. adaptasi morfologi.
__
a. Adaptasi fisiologi
1. Ikan air laut menghasilkan
urine yang lebih pekat dibandingkan dengan ikan sungai. Ikan air laut
menghasilkan urine lebih pekat dibandingkan dengan ikan sungai. Hal ini
dikarenakan kadar garam air laut lebih tinggi dari pada kadar garam air tawar.
Tingginya kadar garam menyebabkan ikan kekurangan air sehingga ikan harus
banyak minum. Akibatnya, .kadar garam dalam darahnya menjadi tinggi sehingga
untuk mengurangi kepekatan cairan dalam tubuhnya, ikan mengeluarkan urine yang
pekat.
2. Kekebalan serangga terhadap
insektisida akan meningkat (menjadi kebal) karena penggunaan insektisida secara
terus menerus.
3. Hewan-hewan herbivor
beradaptasi terhadap makanan secara fisiologis. Sapi, kambing, kerbau, dan
domba merupakan hewan herbivor yang dapat mencerna zat makanan di dalam
lambung. Rayap dan Teredo navalis yang hidup di kayu galangan kapal dapat
mencerna kayu denganbantuan enzim selulose.Selain hewan, manusia dan tumbuhan
dapat beradaptasi dengan lingkungannya secara fisiologi.
b. Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah laku adalah
penyesuaian diri terhadap lingkungan dengan mengubah tingkah laku supaya dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Adaptasi tingkah laku dapat berupa hasil
belajar maupun insting/naluri sejak lahir.
Terdapat dua macam tingkah laku,
yaitu sebagai berikut.
1) Tingkah laku sosial, untuk
hewan yang hidup berkelompok.
2) Tingkah laku untuk
perlindungan. Contohnya babi hutan akan menggali lubang persembunyian dengan
kukunya ketika melihat singa, trenggiling akan menggulung tubuhnya bila bertemu
musuh. Contoh lain adalah kamuflase, misalnya pada bunglon dan gurita.
3) Mimikri . Mimikri adalah
kemampuan untuk meniru bentuk, suara, dan tingkah laku seperti hewan lain
sehingga akan dikira predator atau hewan yang beracun atau berbahaya. Migrasi
juga merupakan bentuk adaptasi tingkah laku dengan cara bergerak dari satu
kawasan ke kawasan lain dan kemudian kembali lagi. Hewan bermigrasi dengan berbagai
alasan antara lain memperoleh iklim yang baik, makanan yang cukup, tempat yang
lebih aman, dan kepentingan perkembangbiakan.
Hewan yang hidup di daerah kutub
atau daerah yang mengalami pergantian empat musim yang perbedaan suhunya
ekstrim, biasanya melakukan hibernasi. Hibernasi adalah tidur dalam jangka
waktu yang lama ketika suhu lingkungan rendah. Aktivitas tubuh seperti denyut
jantung dan napas sangat pelan sehingga hanya memerlukan energi/makanan yang
sedikit. Contohnya kelelawar, ular, dan beruang kutub. Selama hibernasi hewan
menggunakan lemak dalam tubuh sebagai sumber energi.
Kucing mengincar mangsanya dengan
cara mendekam. Ketika mangsa mendekat dan lengah, maka kucing akan meloncat dan
menerkam mangsanya. Tingkah laku demikian untuk menghemat energi. Lain halnya
dengan cicak. Cicak akan memutuskan ekornya pada saat berada
dalam ancaman. Paus naik ke
permukaan air ketika akan mengambil oksigen untuk pernapasannya. Hewan rayap
itu buta, untuk menemukan jalan dia membuat terowongan dari tanah yang dapat
menuntunnya menuju ke tempat makanan atau sarangannya.
c. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi adalah
penyesuaian makhluk hidup melalui perubahan bentuk organ tubuh yang berlangsung
sangat lama untuk kelangsungan hidupnya. Adaptasi ini sangat mudah dikenali dan
mudah diamati karena tampak dari luar.
Meskipun hewan dapat bergerak
bebas, hewan juga melakukan beragam adaptasi morfologi untuk menyesuaikan
dengan tempat hidup dan jenis makanannya. Adaptasi morfologi berupa penyesuaian
tubuh hewan seperti ukuran dan bentuk gigi, penutup tubuh, dan alat gerak
hewan. Gigi disesuaikan dengan jenis makanannya, sehingga gigi hewan pemakan
daging berbeda dengan hewan pemakan tumbuhan. Penutup tubuh seperti rambut,
duri, sisik, dan bulu yang tumbuh dari kulit disesuaikan dengan kondisi
lingkungannya sehingga dapat membantu hewan untuk tetap bertahan hidup. Contoh
yang lain adalah variasi tulang belakang dan sirip pada ikan pari disebabkan
perbedaan suhu saat pertumbuhannya, jenis kelamin kura-kura ditentukan oleh
variasi temperatur saat inkubasi (pengeraman), serta bentuk paruh dan kaki
burung bervariasi sesuai dengan jenis makanan dan habitatnya. Burung kolibri
memiliki paruh panjang dan runcing. Paruh ini digunakan untuk menghisap madu.
Serangga juga beradaptasi dengan lingkungan melalui bentuk organ tubuhnya. Organ tubuh jangkrik dan belalang yang
digunakan untuk beradaptasi adalah mulut. Mulut kedua hewan tersebut mempunyai
rahang bawah dan atas yang kuat.
C. Seleksi Alam
1. Faktor penyeleksi alam
Seleksi alam ditentukan oleh
beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.
a. Suhu lingkungan
Di daerah dingin dijumpai
hewan-hewan mamalia yang berbulu tebal, sedangkan di daerah tropis hewan
mamalianya berbulu tipis. Dalam hal ini, yang menjadi faktor penyeleksi adalah
suhu lingkungan. Karena hewan mamalia yang berbulu tipis umumnya tidak akan
bisa menyesuaikan diri pada lingkungan yang bersuhu sangat rendah sehingga
hewan tersebut akan tereliminasi dan punah. Beruang kutub berbulu tebal untuk
membuatnya tetap hangat. Selain bulunya, beruang kutub juga mempunyai lapisan
lemak yang digunakan untuk menghangatkan tubuhnya.
b. Makanan
Setiap makhluk hidup memerlukan
makanan. Makanan adalah kebutuhan primer makhluk hidup. Makanan akan menjadi
faktor penyeleksi jika terjadi perebutan makanan. Makhluk hidup yang kuat dan
mempertahankan makanannya akan dapat berlangsung hidup, sebaliknya hewan yang
lemah dan tidak mampu bersaing dalam perebutan makanan akan tereliminasi dan
punah.
c. Cahaya matahari
Faktor matahari berhubungan
dengan penyeleksian tumbuhan tingkat tinggi yang berklorofil. Karena tumbuhan
menggunakan cahaya matahari untuk pembentukan makanan.
2. Kepunahan makhluk hidup
Berdasarkan temuan fosil-fosil,
dapat diketahui bahwa banyak jenis makhluk hidup yang hidup pada jaman dahulu
tidak ditemukan lagi sekarang. Tetapi ada juga yang masih hidup sampai sekarang
yaitu capung. Capung adalah hewan yang hidup pada jaman karbon sampai sekarang.
Hewan lain yang hampir mirip dengan hewan yang telah punah adalah kadal dan
komodo. Ketiga hewan tersebut adalah hewan yangtergolong dalam fosil hidup.
Dinosaurus merupakan contoh hewan
yang telah punah. Para ilmuan berpendapat bahwa yang menyebabkan kepunahan
hewan ini adalah perubahan iklim. Iklim yang terganggu akan menyebabkan
kematian banyak jenis tumbuhan sehingga dinosaurus herbivor tidak bisa
mendapatkan makanan. Sedangkan Dinosaurus karnivor dapat bertahan hidup untuk
sementara. Tetapi dengan berjalannya waktu, hewan karnivorpun mati.
Saat ini, tingkah laku manusia
banyak mempengaruhi proses seleksi alam. Perburuan liar, penangkapan, perusakan
habitat, pencemaran lingkungan dapat mempercepat laju seleksi yang tidak alami.
Akibat rusaknya habitat, banyak hewan liar yang harus bermigrasi ke daerah yang
kurang sesuai dengan lingkungan alaminya. Mereka harus berjalan
berkilo-kilometer untuk memperoleh makanan yang cukup.
Di Indonesia, terdapat banyak
tumbuhan dan hewan yang hampir punah. Contohnya adalah harimau jawa, badak
bercula satu, badak bercula dua, dan burung jalak bali. Hewan yang hampir punah
tersebut disebabkan karena kerusakan habitat oleh manusia, perburuan liar,
kemampuan adaptasinya rendah, serta tingkat reproduksi yang rendah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar