Nama : Rahma
Safitri
Kelas : 1pa13
Npm :
15515556
TUGAS MATEMATIKA DAN IAD
Bab 6 Geografi dalam
kehidupan manusia
3.3. Geografi Kehidupan
Penyebaran makhluk
hidup
Biogeografi
adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran organisme di muka bumi.Organisme yang dipelajari mencakup organisme yang masih hidup dan organisme
yang sudah punah. Dalam
biogeografi dipelajari bahwa penyebaran organisme dari suatu tempat ke tempat
lainnya melintasi berbagai faktor penghalang.
Faktor-faktor penghalang ini
menjadi pengendali penyebaran organisme. Faktor penghalang yang utama adalah
iklim dan topografi. Selain itu, faktor penghalang reproduksi dan endemisme
menjadi pengendali penyebaran organisme. Studi tentang penyebarn spesies menunjukkan,
spesies-spesies berasal dari suatu tempat, namun selanjutnya menyebar ke
berbagai daerah. Organisme tersebut kemudian mengadakan diferensiasi menjadi
subspesies baru dan spesies yang cocok terhadap daerah yang ditempatinya.
Akibat dari hal tersebut di
atas maka di permukaan bumi ini terbentuk kelompok-kelompok hewan dan tumbuhan
yang menempati daerah yang berbeda-beda. Luas daerah yang dapat ditempati
tumbuhan maupun hewan, berkaitan dengan kesempatan
dan kemampuan mengadakan penyebaran. Penyebaran
hewan berdasarkan luas cakupannya dapat dibedakan menjadi cakupan geografis,
cakupan geologis, dan cakupan ekologis.
@
Cakupan geografis yaitu daerah penyebarannya
meliputi daratan dan sistem perairan.
@
Cakupan geologis, yaitu keadaan daratan dan
lautan di masa lampau.
@
Cakupan ekologis adalah daerah penyebarannya
dengan kondisi lingkungan yang sesuai.
Persebaran
organisme di bumi dipengaruhi oleh beberapa Faktor sebagai berikut:
1)
Lingkungan
Dua faktor lingkungan utama yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk
hidup adalah faktor fisik (abiotik) adalah iklim (suhu, kelembaban udara,
angin), air, tanah, dan ketinggian permukaan bumi, dan yang termasuk faktor non
fisik (biotik) adalah manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
a) Faktor Abiotik
v
Iklim
Faktor iklim
termasuk di dalamnya keadaan suhu, kelembaban udara dan angin sangat besar
pengaruhnya terhadap kehidupan setiap makhluk di dunia. Faktor suhu udara berpengaruh terhadap berlangsungnya proses
pertumbuhan fisik tumbuhan. Sinar matahari sangat diperlukan bagi tumbuhan
hijau untuk proses fotosintesa. Kelembaban udara berpengaruh pula terhadap
pertumbuhan fisik tumbuhan. Sedangkan angin berguna untuk proses penyerbukan.
iklim yang berbeda-beda pada suatu wilayah menyebabkan jenis tumbuhan maupun
hewannya juga berbeda.
Contohnya :
Tanaman di daerah tropis, banyak jenisnya, subur dan selalu hijau sepanjang
tahun karena bermodalkan curah hujan yang tinggi dan cukup sinar matahari.
berbeda dengan tanaman yang berada di daerah tundra.
v
Keadaan tanah
Perbedaaan jenis tanah, seperti pasir, aluvial,
dan kapur serta jumlah zat mineral yang terkandung dalam humus mempengaruhi
jenis tanaman yang tumbuh. Keadaan tekstur tanah berpengaruh pada daya serap
tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan akar serta kondisi
air di dalam tanah. Di daerah tropis akan hidup berbagai jenis tumbuhan,
sedangkan di daerah gurun atau bersalju hanya akan hidup tumbuhan tertentu.
Tumbuhan kaktus salah satu tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan kondisi iklim
dan keadaan tanah di gurun pasir. Perbedaan jenis tanah menyebabkan perbedaan
jenis dan keanekaragaman tumbuhan yang dapat hidup di suatu wilayah. Contohnya:
di Nusa Tenggara jenis hutannya adalah Sabana karena tanahnya yang kurang
subur.
v
Air
Air mempunyai peranan yang penting bagi
pertumbuhan tumbuhan karena dapat melarutkan dan membawa makanan yang
diperlukan bagi tumbuhan dari dalam tanah. Adanya air tergantung dari curah
hujan dan curah hujan sangat tergantung dari iklim di daerah yang bersangkutan.
Keadaan tekstur tanah berpengaruh pada daya serap tanah terhadap air. Suhu
tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan akar serta kondisi air di dalam tanah.
Jenis flora di suatu wilayah sangat berpengaruh pada banyaknya curah hujan di
wilayah tersebut. Flora di daerah yang kurang curah hujannya keanekaragaman
tumbuhannya kurang dibandingkan dengan flora di daerah yang banyak curah
hujannya. Contohnya: di daerah gurun, hanya sedikit tumbuhan yang dapat hidup,
contohnya adalah pohon Kaktus dan tanaman semak berdaun keras. Di daerah tropis
banyak hutan lebat, pohonnya tinggi-tingi dan daunnya selalu hijau.
v
Tinggi Rendah Permukaan Bumi
Permukaan bumi terdiri dari berbagai macam
relief, seperti pegunungan, dataran rendah, perbukitan dan daerah pantai.
Perbedaan tinggi-rendah permukaan bumi mengakibatkan variasi suhu udara.
Variasi suhu udara mempengaruhi keanekaragaman tumbuhan. Hutan yang terdapat di
daerah pegunungan banyak dipengaruhi oleh ketinggian tempat. Faktor ketinggian
permukaan bumi umumnya dilihat dari ketinggiannya dari permukaan laut . Semakin
tinggi suatu daerah semakin dingin suhu di daerah tersebut. Demikian juga
sebaliknya bila lebih rendah berarti suhu udara di daerah tersebut lebih panas.
Oleh sebab itu ketinggian permukaan bumi besar pengaruhnya terhadap jenis dan
persebaran tumbuhan. Daerah yang suhu udaranya lembab, basah di daerah tropis,
tanamannya lebih subur dari pada daerah yang suhunya panas dan kering.
b)
Faktor Biotik (Makhluk Hidup)
Makhluk hidup seperti manusia, hewan dan
tumbuhan memiliki pengaruh yang cukup besar dalam persebaran tumbuhan. Terutama
manusia dengan ilmu dan teknologi yang dimilikinya dapat melakukan persebaran
tumbuhan dengan cepat dan mudah. Hutan kota merupakan jenis hutan yang lebih
banyak dipengaruhi oleh faktor biotik, terutama manusia. Manusia juga mampu
mempengaruhi kehidupan fauna di suatu tempat dengan melakukan perlindungan atau
perburuan binatang. Hal ini menunjukan bahwa faktor manusia berpengaruh
terhadap kehidupan flora dan fauna di dunia ini. Contohnya: daerah hutan diubah
menjadi daerah pertanian, perkebunan atau perumahan dengan melakukan
penebangan, reboisasi,atau pemupukan.
Selain itu faktor hewan juga memiliki peranan terhadap penyebaran tumbuhan flora. Peranan faktor tumbuh-tumbuhan adalah untuk menyuburkan tanah. Tanah yang subur memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga mempengaruhi kehidupan faunanya. hewan juga memiliki peranan terhadap penyebaran tumbuhan flora. contohnya: serangga dalam proses penyerbukan, kelelawar, burung, tupai membantu dalam penyebaran biji tumbuhan. Peranan faktor tumbuh-tumbuhan adalah untuk menyuburkan tanah. Tanah yang subur memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga mempengaruhi kehidupan faunanya.
Selain itu faktor hewan juga memiliki peranan terhadap penyebaran tumbuhan flora. Peranan faktor tumbuh-tumbuhan adalah untuk menyuburkan tanah. Tanah yang subur memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga mempengaruhi kehidupan faunanya. hewan juga memiliki peranan terhadap penyebaran tumbuhan flora. contohnya: serangga dalam proses penyerbukan, kelelawar, burung, tupai membantu dalam penyebaran biji tumbuhan. Peranan faktor tumbuh-tumbuhan adalah untuk menyuburkan tanah. Tanah yang subur memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga mempengaruhi kehidupan faunanya.
2)
Sejarah geologi
Kira-kira 200 juta tahun
yang lalu, yaitu pada periode jurasik awal, benua-benua utama bersatu dalam
superbenua (supercontinent)
yang disebutPangaea. Hipotesis
ini disampaikan seorang ilmuwan Jerman. Alfred Weneger pada tahun 1915.
hipotesis ini disampaikan lewat bukunya yang berjudul Asal-usul Benua-benua dan Lautan.
Pada awal tahun 1960-an,
bukti-bukti mengenai pergerakan/pergeseran benua (continental drift) berhasil ditemukan. Benua-benua yang
tergabung dalam Pangea mulai memisah secara bertahap. Terbukanya laut Atlantik
Selatan dimulai kira-kira 125-130 juta tahun lalu, sehingga Afrika dan
Amerika Selatan bersatu secara langsung. Namun, Amerika Selatan juga
telah bergerak perlahan ke Amerika Barat dan keduanya dihubungkan tanah genting
Panama. Ini terjadi kira-kira 3,6 juta tahun yang lalu. Saat “jembatan” Panama
terbentuk secara sempurna, beberapa hewan dan tumbuhan dari Amerika Selatan
termasuk Oposum dan Armadillo bermigrasi ke Amerika
Barat. Pada saat yang bersamaan beberapa hewn dan tumbuhan dari Amerika
Barat seperti oak, hewan rusa, dan beruang bermigrasi ke Amerika Selatan. Jadi
perubahan posisi baik dalam skala besar maupun kecil berpengaruh besar dalam
pola distribusi organisme, seperti yang kita saksikan saat ini. Contoh lain
adalah burung-burung yang tidak dapat terbang, misalnya ostriks, rhea, emu,
kasuari dan kiwi terlihat memiliki divergensi percabangan sangat awal dalam
perjalanan evolusi dari semua kelompok burung lainnya. Akibatnya terjadilah
subspesies tadi.
Australia adalah contoh yang sesuai untuk mengetahui bagaimana gerakan
benua-benua memengaruhi sifat dan distribusi organisme. Sampai kira-kira 53
juta tahun lalu, Australia dihubungkan dengan Antartika. Hewan khas Australi,
yaitu mamalia berkantung (marsupialia), yang ada pula meski sedikit di Amerika
Selatan, secara nyata terlihat sudah bergerak di antara kedua benua ini lewat
Antartika.
3) Penghambat
Fisik
Faktor penghambat fisik
disebut juga penghalang geografi atau barrier (isolasi geografi) seperti daratan (land barrier), perairan (water barrier), dan penggentingan
daratan (isthmus). Contohnya
adalah: gunung yang tinggi, padang pasir, sungai atau lautan membatasi
penyebaran dan kompetisi dari suatu spesies. Contoh kasusnya adalah terjadinya
subspesies burung finch di kepulauan Galapagos akibat isolasi geografis. Di
kepulauan tersebut, Charles Darwin menemukan 14 spesies burung finch yang
diduga berasal dari satu jenis burung finch dari Amerika Selatan. Perbedaan
burung finch tersebut akibat keadaan lingkungan yang berbeda. Perbedaannya
terletak pada ukuran dan bentuk paruhnya. Perbedaan ini ada hubungannya dengan
jenis makanan.
Kita mengetahui bahwa
makhluk hidup itu berkembangbiak, misalnya bagi makhluk yang hidup di daratan,
air merupakan hambatan (water barrier) sedangkan sebaliknya bagi makhluk air,
daratan merupakan hambatan (land barrier). Daratan yang sempit juga dapat
menjadi hambatan, misalnya Costarica di Amerika Tengah merupakan hambatan
berupa filter atau saringan Persebaran makhluk daratan Amerika Utara dan
Amerika Selatan. Selat Panama merupakan filter makhluk hidup di Samudra
Atlantik dan Pasifik. Sebaliknya, kepulauan dapat menjadi jembatan
penyebrangan antara Eurasia dan Australia.
Penyebaran hewan dari protozoa sampai mamalia sebagian
terjadi secara dinamis. Penyebaran secara dinamis artinya hewan melakukan
penyebaran oleh dirinya sendiri. Faktor luar yang mempengaruhi penyebaran hewan
maupun tumbuhan dan biasanya menghambat dinamakan “barier” atau “sawar”.
Sawar ini dapat dibedakan menjadi sawar fisik, sawar iklim, dan sawar biologis.
Sawar fisik air menjadi
penghambat penyebaran hewan darat dan sebaliknya sawar fisik darat menjadi
penghambat penyebaran hewan air. Misalnya katak tidak apat hidup pada air asin.
Jadi salinitas merupakan penghambat bagi penyebaran hewan katak. Adapun luas
benua menjadi hambatan bagi penyebaran hewan air.
Sawar iklim
seperti temperatur rata-rata, musim, kelembapan, kuat lemahnya penyinaran serta
lamanya peyinaran sinar matahari. Sedangkan sawar biologis adalah tidak adanya
makanan, adanya predator, competitor, pesaing atau adanya penyakit. Penyebaran
suatu jenis serangga dibatasi penyebarannya oleh jenis tanaman sebagai makanan,
tempat berlindung, dan tempat untuk reproduksi. Pada kenyataannya, ketiga jenis
sawar tersebut bekerja secara terpadu untuk mempengaruhi atau menghambat
penyebaran suatu biota. Hal lain yang dapat menghambat penyebaran biota adalah
rendahnya toleransi terhadap kondisi faktor lingkungan yang maksimum atau minimum.
Hukum toleransi minimum Liebig yang menyatakan bahwa ketahanan makhluk hidup
disebabkan oleh adanya faktor esensil tetapi berada dalam kondisi yang minimum
dan individu tersebut memiliki daya toleransi yang rendah untuk dapat
beradaptasi. Bintang laut hidup pada berbagai kadar garam tetapi bintang laut
hanya dapat berkembangbiak pada air yang kadar garamnya sangat rendah.
Tiga faktor inilah yang
menentukan adanya variabilitas biogeografi, namun tentunya ada faktor
lain yang menentukan variabilitas yaitu variasi genetic hasil perkawinan dan
mutasi genetic.
Pembagian wilayah berdasarkan iklim
Pembagian wilayah iklim berdasarkan garis linang dikenal dengan istilah
iklim matahati. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya pergerakan semu matahari
23(1°)/2 LU – 23 (1°)/2 LS yang menyebabkan perbedaan suhu antara tempat yang
satu dengan yang lain. Dalam iklim matahari wilayah di permukaan bumi dibagi
menjadi tiga wilayah tipe iklim, yaitu iklim tropis, sedang dan kutub. Daerah
yang beriklim tropis mempunyai suhu udara yang relatif tinggi sepanjang tahun.
Daerah yang beriklim sedang dimana terdapat empat musim yaitu musim dingin,
semi, panas, dan gugur. Daerah yang beriklim kutub, suhu udara sepanjang tahun
rendah.
a. Daerah
Tropis
Memiliki ciri beriklim
panas, matahari bersinar sepanjang tahun, perubahan suhu antara Jahuari hingga
Desember sangatlah sedikit, curah hujan sangat tinggi. Terdapat ribuan spesies
tumbuhan yang dapat membenntuk suatu hutan tropik dengan ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Pohon-pohonnya
besar dan tinggi, dapat mencapai 20-40 m
2. Cabang pohon
panjang dan banyak, membentuk naungan pohon yang luas
3. Di dalam
naungan pohon hidup tumbuhan yang menempel (epifit) yang melakukan adaptasi
dengan lingkungan kering karena hidup dari air dan curah hujan yang dikandung
cabang atau dahan tempat menempel
4. Tanah
dibawah naungan hampir tidak pernah mendapatkan sinar matahari. Hal ini
menyebabkan tanaman merambat, menjalar ke atas. Misalnya rotan
5. Di lapisan
terbawah, hidup lumut dan rumput sebagai makanan hewan kecil.
Didalam
hutan tropis yang lebat, terdapat beraneka ragam binatang, mulai dari
bakteri pembusuk dalam tanah, burung, kera, sampai harimau dan binatang besar
lainnya. Sedangkan tumbuhan yang hidup dalam tumbuhan ini, memiliki
ciri : berukuran kecil, tumbuh ketika hujan turun, berbunga dan berbiji dalam
ukuran kecil dan tahan lama, tumbuh pada musim penghujan tahun
berikutnya.
Ciri
lingkungan abiotiknya : suhu udara pada siang hari sangat tinggi, sekitar
50oC sedangkan pada malam hari dapat mencapai 0oC. kelembapan udara sangat
rendah, penguapan air sangat tinggi, yang berakibat pada tanahnya yang
tandus.
b. Daerah
Sub-Tropis
Merupakan iklim
sedang. Terdapat 4 musim : musim panas, musim gugur, pusim dingin dan musim
semi. Curah hujannya sepanjang tahun, sekitar 75-100cm/tahun.
Karena curah hujan yang sedikit, menyebabkan tumbuhnya bermacam-macam rumput.
Tanahnya banyak mengandung humus, karena daun dan rumput cepat mati dan membusuk
ketika musim gugur.
Ciri Biomanya
: Hutannya merupakan hutan luruh, Gugurnya daun merupakan persiapan
datangnya musim dingin dan bersemi kembali setelah musim dingin selesai. Pada
musim dingin terdapat salju, jumlah tumbuhan jauh lebih sedikit, dan jarak
antar pohon tidak rapat dan tidak ada perdu di bawahnya.
c. Daerah
Kutub
Daerah ini,
pada musim panas, matahari bersinar lebih dari 12 jam sehari. Pada musim
dingin, matahari kurang dari 12 jam sehari. Bioma yang khas di daerah beriklim
dingin adalah hutan taiga yang pohonnya terdisi dari satu spesies
(homogen). Pohon khasnya adalah konifer, dan hewan yang hidup disekitar hutan
taiga seperti moose, beruang hitam, dan marten.
Di belahan
utara, terdapat tundra. Daerah ini mendapat sedikit energi radiasi matahari.
perbedaan siang dan malam pada musim panas dan dingin sangatlah besar. Rumput
tumbuh menutupi tanah, tumbuhan berbiji tumbuh kerdil. Binatang khas daerah ini
adalah rendeer, beruang putih, dan musk axen.
Pembagian wilayah
untuk penyebaran binatang
Ilmu yang
mempelajari persebaran fauna di muka bumi ini disebut Zoogeografi. Seperti
diketahui setiap spesies hewan mempunyai kemampuan yang berbeda dalam mengatasi
hambatan-hambatan. Jika tidak ada hambatan-hambatan, maka persebaran hewan akan
berjalan terus. Misalnya hewan yang biasa hidup di pegunungan akan sulit hidup
di dataran rendah atau hewan yang biasa hidup di daerah panas akan sulit hidup
di daerah yang beriklim dingin atau kurang curah hujannya.
Di samping
itu, faktor sejarah geologi juga mempengaruhi persebaran hewan di wilayah
tertentu karena wilayah tersebut pernah menjadi satu. Namun hewan berbeda
dengan tumbuhan yang bersifat pasif, bila habitatnya dirasakan sudah tidak
cocok seringkali mereka secara massal mengadakan migrasi ke tempat lainnya.
Oleh karena itu, pola persebaran fauna tidak setegas persebaran flora.
Adakalanya hewan khas di suatu wilayah juga terdapat di wilayah lainnya.
Pada tahun
1876 Alfred Russel Wallace membagi wilayah persebaran fauna atas delapan
wilayah yaitu Ethiopian, Palearktik, Oriental, Australian, Neotropikal dan
Neartik, Oceanik dan Antartik. Kedelapan wilayah persebaran fauna tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Wilayah Ethiopian
Wilayah
persebarannya meliputi benua Afrika, dari sebelah Selatan Gurun Sahara,
Madagaskar dan Selatan Saudi Arabia. Hewan yang khas daerah ini adalah gajah
Afrika, badak Afrika, gorila, baboon, simpanse, jerapah. Mamalia padang rumput
seperti zebra, antilop, kijang, singa, jerapah, harimau, dan mamalia pemakan
serangga yaitu trenggiling. Mamalia endemik di wilayah ini adalah kuda Nil yang
hanya terdapat di sungai Nil, Mesir. Namun di Madagaskar juga terdapat kuda Nil
namun lebih kecil. Menurut sejarah pulau Madagaskar pernah bersatu dengan
Afrika. Wilayah Ethiopian juga memiliki hewan yang hampir sama dengan di
wilayah Oriental seperti golongan kucing, bajing, tikus, babi hutan, kelelawar,
dan anjing.
2. Wilayah Palearktik
Wilayah
persebarannya sangat luas meliputi hampir seluruh benua Eropa, Uni Soviet,
daerah dekat Kutub Utara sampai Pegunungan Himalaya, Kepulauan Inggris di Eropa
Barat sampai Jepang, Selat Bering di pantai Pasifik, dan benua Afrika paling
Utara. Kondisi lingkungan wilayah ini bervariasi, baik perbedaan suhu, curah
hujan maupun kondisi permukaan tanahnya, menyebabkan jenis faunanya juga
bervariasi. Beberapa jenis fauna Paleartik yang tetap bertahan di lingkungan
aslinya yaitu panda di Cina, unta di Afrika Utara, binatang kutub seperti rusa
Kutub, kucing Kutub, dan beruang Kutub. Binatang-binatang yang berasal dari wilayah
ini antara lain kelinci, sejenis tikus, berbagai spesies anjing, kelelawar.
Bajing, dan kijang telah menyebar ke wilayah lainnya.
3. Wilayah Nearktik
Wilayah
persebarannya meliputi kawasan Amerika Serikat, Amerika Utara dekat Kutub
Utara, dan Greenland. Hewan khas daerah ini adalah ayam kalkun liar, tikus
berkantung di Gurun Pasifik Timur, bison, muskox, caribau, domba gunung. Di
daerah ini juga terdapat beberapa jenis hewan yang ada di wilayah Palearktik
seperti kelinci, kelelawar, anjing, kucing, dan bajing.
4. Wilayah Neotropikal
Wilayah
persebarannya meliputi Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan sebagian besar
Meksiko. Iklim di wilayah ini sebagian besar beriklim tropik dan bagian Selatan
beriklim sedang. Hewan endemiknya adalah ikan piranha dan belut listrik di
sungai Amazon, lama (sejenis unta) di padang pasir atacama (Peru), tapir, dan
kera hidung merah. Wilayah Neotropikal sangat terkenal sebagai wilayah fauna
vertebrata karena jenisnya yang sangat beranekaragam dan spesifik, seperti
beberapa spesies monyet, trenggiling, beberapa jenis reptil seperti buaya,
ular, kadal, beberapa spesies burung, dan ada sejenis kelelawar penghisap
darah.
5. Wilayah Oriental
Fauna di
wilayah ini tersebar di kawasan Asia terutama Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Fauna Indonesia yang masuk wilayah ini hanya di Indonesia bagian Barat. Hewan
yang khas wilayah ini adalah harimau, orang utan, gibbon, rusa, banteng, dan
badak bercula satu. Hewan lainnya adalah badak bercula dua, gajah, beruang,
antilop, berbagai jenis reptil, dan ikan. Adanya jenis hewan yang hampir sama
dengan wilayah Ethiopian antara lain kucing, anjing, monyet, gajah, badak, dan
harimau, menunjukkan bahwa Asia Selatan dan Asia Tenggara pernah menjadi satu
daratan dengan Afrika.
6. Wilayah Australian
Wilayah ini
mencakup kawasan Australia, Selandia Baru, Irian, Maluku, dan pulau-pulau
sekitarnya. Beberapa hewan khas wilayah ini adalah kanguru, kiwi, koala, cocor
bebek (sejenis mamalia bertelur). Terdapat beberapa jenis burung yang khas
wilayah ini seperti burung cendrawasih, burung kasuari, burung kakaktua, dan
betet. Kelompok reptil antara lain buaya, kura-kura, ular piton.
7. Wilayah Oceanik
Fauna di
wilayah ini tersebar di kawasan kepulauan di Samudra Pasifik. Wilayah ini
merupakan pengembangan dari wilayah Australian daratan, dengan spesifikasi
fauna tertentu. Oleh karena itu jenis faunanya hampir sama dengan wilayah
Australian.
8. Wilayah Antartik
Seperti
namanya, maka wilayahnya mencakup kawasan di Kutub Selatan. Jenis fauna yang
hidup di daerah ini memiliki bulu lebat dan mampu menahan dingin, misalnya rusa
kutub, burung pinguin, anjing laut, kelinci kutub, dan beruang kutub.
Tiga wilayah
persebaran fauna di Kepulauan Indonesia, yaitu:
1. Sundaic
Pulau
yang termasuk kedalam wilayah ini adalah pulau Kalimantan, pulau jawa,
pulau Sumatera, pulau Bali. Fauna sundaic memiliki kemiripan dengan fauna Asia.
Fauna sundaic antara lain adalah: gajah India di Sumatera, harimau terdapat di
Jawa, Sumatera, Bali, badak bercula dua di Sumatera dan Kalimantan, badak bercula
satu di Jawa, raliahan antara fauna Asia dengan fauna Australia. Orang utan di
Sumatera dan Kalimantan, Kancil di Jawa, Sumatera dan Kalimantan, dan beruang
madu di Sumatera dan Kalimantan. Di Nusa Tenggara terdapat sejenis cecak
terbang yang termasuk binatang Asia. Fauna endemik di daerah ini adalah, badak
bercula satu di Ujung kulon Jawa Barat, Beo Nias di Kabupaten Nias,
Bekantan/Kera Belanda dan Orang Utan di Kalimantan.
2. Wallacea
Fauna
Wallacea ( peralihan) tersebar di Maluku, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Daerah
fauna Peralihan dibatasi oleh garis Wallace yang membatasi dengan fauna di
dataran Sunda dan garis Weber yang membatasi dengan fauna di dataran Sahul.
Fauna pada wilayah ini memiliki kemiripan peraliahan antara fauna Asia dengan
fauna benua Auatralia. Contoh faunanya antara lain: babi rusa, anoa, kuskus,
biawak, katak terbang. Katak terbang ini juga termasuk fauna Asiatis. Di daerah
fauna peralihan juga terdapat fauna endemik seperti: Komo di P.Komodo dan
pulau-pulau sekitarnya, tapir (kerbau liar), burung Kasuari di Pulau Morotai,
Obi, Halmahera dan Bacan.
3. Australis
Fauna yang
terdapat di wilayah ini terdapat di Irian Jaya dan pulau-pulau disekitarnya.
Binatang-binatangnya mempunyai kesamaan dengan binatang-binatang di benua
Australia. Daerah ini juga disebut fauna dataran Sahul, contohnya antara lain:
kanguru, kasuari, kuskus, burung cendrawasih dan berbagai jenis burung lainnya,
reptil, dan amphibi.
Sumber :
https://werdiningsiih.wordpress.com/2013/05/08/pembagian-wilayah-untuk-penyebaran-binatang/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar