Nama : Rahma Safitri
Kelas : 1pa13
Npm : 15515556
TUGAS
MATEMATIKA DAN IAD
Bab 2 Metode Ilmiah
1.4 Metode Ilmiah
Cara memperoleh pengetahuan dapat menggunakan dua pendekatan, yaitu
pendekatan non-ilmiah dan ilmiah.
Pada pendekatan non ilmiah ada beberapa
pendekatan yakni akal sehat, intuisi, prasangka, penemuan dan coba-coba dan
pikiran kritis.
1. Akal sehat
Menurut Conant yang dikutip
Kerlinger (1973, h. 3) akal sehat adalah serangkaian konsep dan bagian konseptual
yang memuaskan untuk penggunaan praktis bagi kemanusiaan. Konsep merupakan kata
yang dinyatakan abstrak dan dapat digeneralisasikan kepada hal-hal yang khusus.
Akal sehat ini dapat menunjukan hal yang benar, walaupun disisi lainnya dapat
pula menyesatkan.
Contoh, setiap hari kita lihat
matahari terbit dari Timur lalu terbenam di Barat. Maka masuk akal lah bila
dikatakan bahwa matahari beredar mengelilingi bumi. Contoh lain, bila kayu
dibakar maka berubah jadi api, udara, dan abu (tanah). Maka menurut akal sehat
unsur dasar pembentuk kayu itu adalah tanah, api dan udara.
2. Intuisi
Intuisi adalah penilaian terhadap
suatu pengetahuan yang cukup cepat dan berjalan dengan sendirinya. Biasanya
didapat dengan cepat tanpa melalui proses yang panjang tanpa disadari. Dalam
pendekatan ini tidak terdapat hal yang sistemik.
Contoh : Seorang astrolog di
samping rumusannya sering menggunakan intuisinya dalam memberikan ramalan nasib
seseorang.
3. Prasangka
Pengetahuan yang dicapai secara
akal sehat biasanya diikuti dengan kepentingan orang yang melakukannya kemudian
membuat orang mengumumkan hal yang khusus menjadi terlalu luas. Dan menyebabkan
akal sehat ini berubah menjadi sebuah prasangka.
Contoh : pada zaman Babylonia,
orang percaya bahwa hujan dapat turun dari surga sampai ke bumi melalui jendela-jendela
yang ada di langit.
4. Penemuan coba-coba
Pengetahuan yang ditemukan dengan
pendekatan ini tidak terkontrol dan tidak pasti. Diawali dengan usaha coba-coba
atau dapat dikatakan trial and error. Dilakukan dengan tidak kesengajaan yang
menghasilkan sebuah pengetahuan dan setiap cara pemecahan masalahnya tidak
selalu sama.
contoh : seorang anak yang
mencoba meraba-raba dinding kemudian tidak sengaja menekan saklar lampu dan
lampu itu menyala kemudian anak tersebut terperangah akan hal yang
ditemukannya. Dan anak tersebut pun mengulangi hal yang tadi ia lakukan hingga
ia mendapatkan jawaban yang pasti akan hal tersebut.
5. Pikiran Kritis
Pikiran kritis ini biasa didapat
dari orang yang sudah mengenyam pendidikan formal yang tinggi sehingga banyak
dipercaya benar oleh orang lain, walaupun tidak semuanya benar karena pendapat
tersebut tidak semuanya melalui percobaan yang pasti, terkadang pendapatnya
hanya didapatkan melalui pikiran yang logis.
Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan
untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan
melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan
fenomena alam prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut kemudian
diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali,
maka hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Ada dua kriteria dalam menentukan
kadar/tinggi-rendahnya mutu ilmiah suatu penelitian yaitu:
@
Kemampuan memberikan pengertian
yang jelas tentang masalah yang diteliti:
@ Kemampuan untuk meramalkan:
sampai dimana kesimpulan yang sama dapat dicapai apabila data yang sama
ditemukan di tempat/waktu lain;
Ciri-ciri penelitian ilmiah adalah:
@
Purposiveness, fokus tujuan yang jelas;
@
Rigor, teliti, memiliki dasar teori dan disain metodologi yang baik;
@
Testibility, prosedur pengujian hipotesis jelas
@
Replicability, Pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau yang
sejenis;
@
Objectivity, Berdasarkan fakta dari data aktual : tidak subjektif dan
emosional;
@
Generalizability, Semakin luas ruang lingkup penggunaan hasilnya semakin
berguna;
@
Precision, Mendekati realitas danconfidence peluang kejadian dari estimasi
dapat dilihat
Langkah-langkah operasional metode
ilmiah
Salah satu syarat ilmu pengetahuan
ialah bahwa materi pengetahuan itu harus diperoleh melalui metode ilmiah. Ini berarti
bahwa cara memperoleh pengetahuan itu menentukan apakah pengetahuan itu
termasuk ilmiah atau tidak. Metode ilmiah tentu saja harus menjamin akan
menghasilkan pengetahuan yang ilmiah, yaitu yang bercirikan objektivitas,
konsisten, dan sistematik.
A. Perumusan masalah yang dimaksud dengan masalah yaitu
pernyataan apa, mengapa, ataupun bagaimana tentang obyek yangteliti. Masalah
itu harus jelas batas-batasnya serta dikenal faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
B. Penyusunan hipotesis; yang
dimaksud hipotesis yaitu suatupernyataan yang menunjukkan kemungkinan jawaban
untukmemecahkan masalah yang telah ditetapkan. Dengan kata lain,hipotesis
merupakan dugaan yang tentu saja didukung olehpengetahuan yang ada. Hipotesis
juga dapat dipandang sebagai jawaban sementara dari permasalahan yang harus
diujikebenarannya dalam suatu obserevasi atau eksperimentasi.
C. Pengujian hipotesis, yaitu
berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang telah
diajukan untuk dapatmemperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang
mendukunghipotesis tersebut atau tidak. Fakta-fakta ini dapat diperoleh melalui
pengamatan langsung dengan mata atau teleskop atau dapat jugamelalui uji coba
atau eksperimentasi, kemudian fakta-fakta itudikumpulkan melalui penginderaan.
D. Penarikan kesimpulan penarikan
kesimpulan ini didasarkan ataspenilaian melalui analisis dari fakta (data)
untuk melihat apakahhipotesis yang diajukan ituditerima atau tidak.Hipotesis
itu dapat diterima bila fakta yang terkumpul itumendukung pernyataan hipotesis.
Bila fakta tidak mendukung makahipotesis itu ditolak. Hipotesis yang diterima
merupakan suatupengetahuan yang kebenarannya telah diuji secara ilmiah,
danmerupakan bagian dari ilmu pengetahuan.
Keseluruhan langkah tersebut di
atas harus ditempuh melalui urutan yang teratur, di mana langkah yang satu
merupakan landasan bagi langkah berikutnya. Dari keterangan-keterangan tersebut
di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang
disusun secara sistematis, berlaku umum dan kebenarannya telah diuji secara
empiris.
Keterbatasan dan keunggulan metode ilmiah
1.
Keterbatasan
Metode ilmiah dapat menghasilkan
pengetahuan ilmiah. Kita telah mengetahui bahwa data yang digunakan untuk
mengambil kesimpulan ilmiah itu berasal dari pengamatan. Kita mengetahui pula
bahwa pancaindera kita juga mempunyai keterbatasan kemampuan untuk menangkap
suatu fakta atau fenomena, sehingga kesimpulan
yang diambil dari fakta-fakta yang keliru itu juga akan keliru. Jadi,
kemungkinan keliru dari suatu kesimpulan ilmiah tetap ada. Oleh karena itu
semua kesimpulan ilmiah atau dengan kata lain kebenaran ilmu pengetahuan
termasuk Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bersifat tentatif. Artinya, suatu pendapat
yang disimpulkan dengan menggunakan metode ilmiah diakui sebagai “benar” selama
belum ada pendapat baru yang dapat menolak kesimpulan itu. Sebaliknya, apabila
telah ditemukan kebenaran ilmiah yang dapat menolak kebenaran terdahulu maka
pendapat terbarulah yang diakui sebagai kebenaran, sehingga tidak mustahil
suatu kesimpulan ilmiah bisa saja berubah sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan itu sendiri. Tidak demikian halnya dengan pengetahuan yang didapat
dari wahyu illahi. Kebenaran dari pengetahuan ini bersifat mutlak, artinya
tidak akan berubah sepanjang masa.
Metode ilmiah memang tidak sanggup
menjangkau untuk menguji adanya Tuhan; metode ilmiah juga tidak dapat
menjangkau untuk membuat kesimpulan berkenaan dengan baik dan buruk atau sistem
nilai, juga tidak dapat menjangkau tentang seni dan keindahan.
2.
Keunggulan
Seperti telah dijelaskan di muka ciri
khas ilmu pengetahuan (termasuk IPA) yang sifatnya objektif, metodik,
sistematik dan berlaku umum itu akan membimbing kita pada sikap ilmiah yang
terpuji sebagai berikut :
a) Mencintai kebenaran yang objektif,
bersikap adil, dan itu semua akan menjurus ke arah hidup yang bahagia.
b) Menyadari bahwa kebanaran itu tidak
absolut; hal ini dapat menjurus ke arah mencari kebenaran itu terus menerus.
c) Dengan ilmu pengetahuan, orang lalu tidak
percaya pada takhyul, astrologi maupun untung-untungan karena segala sesuatu di
alam semesta ini terjadi melalui suatu proses yang teratur.
d) Ilmu pengetahuan membimbing kita untuk
ingin tahu lebih banyak. Ilmu pengetahuan yang kita peroleh tentunya akan sangat membantu pola
kehidupan kita.
e) Ilmu pengetahuan membimbing kita untuk
tidak berpikir secara prasangka, tetapi berpikir secara terbuka atau objektif,
suka menerima pendapat orang lain atau bersikap toleran.
f) Metode ilmiah bimbingan kita untuk tidak
percaya begitu saja pada suatu kesimpulan tanpa adanya bukti-bukti yang nyata.
g) Metode ilmiah juga membimbing kita selalu
bersikap optimis, teliti dan berani membuat suatu pernyataan yang menurut keyakinan
ilmiah kita adalah benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar